Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Djaduk Butet

Oleh Dahlan Iskan

Kamis, 14 November 2019 – 10:20 WIB
 Djaduk Butet - JPNN.COM
Dahlan Iskan.

"Pasang ring-nya setelah Ngayogjazz saja," ujar Djaduk.

Keluhan-keluhan sesak diatasi dengan kerokan dulu. "Djaduk suka sekali dikeroki," ujar Rondang --yang suka menggendok Djaduk di saat kecil dulu.

Begitu pun Butet: seni mengalahkan kesehatannya. Jantungnya sudah dipasangi ring. Satu.

Biarpun begitu jantung itu tidak menghalanginya pentas. Bahkan di pentas Para Pensiunan dilakoninya sambil berpacu dengan jantungnya. Sesekali detak jantungnya sampai berhenti.

Setiap habis tampil Butet harus terduduk. Di belakang panggung. Lalu tidak ingat apa-apa.

Tiba-tiba terbangun. Hanya untuk bertanya: apakah sudah waktunya adegan yang harus diperankannya?

Butet bisa muncul lagi di panggung. Habis itu terduduk lagi di belakang panggung. Pingsan lagi. Bangun. Bertanya lagi: sudah giliran saya tampil?

Malam itu anak bungsu Butet yang cantik itu sampai menjaga bapaknya di belakang panggung. Di Taman Ismail Marzuki Jakarta. Sampai selesai.

Akhirnya bukan hanya Butet yang kehilangan Djaduk. Juga kita semua. Bangsa seniman Indonesia. Juga istrinya. Juga lima anaknya --yang nama depan mereka istemewa semua: Presiden, Gusti, Ratu, Nyaribunyi dan Rajane.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close