Djarot Pakai Voorijder, Larangan Ahok Diabaikan
jpnn.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat tetap menggunakan voorijder saat bekerja. Hal itu terlihat saat mantan Walikota Blitar tersebut keluar dari Balaikota, Jakarta Pusat, Senin (22/12) sore. Padahal atasannya, Basuki T. Purnama melarang penggunaan kendaraan pengawal.
"Iya, iya benar pengawalan ini untuk Pak Wagub," ujar pegawai Dinas Perhubungan (Dishub) yang mengawal Wagub sesaat sebelum meninggalkan Balaikota.
Terhitung sejak 11 November lalu, Dinas Perhubungan DKI Jakarta tidak lagi diizinkan menyediakan voorijder atau mobil pengawal kepada Gubernur dan seluruh pejabat di lingkungan Pemprov DKI.
Pengawal yang selama ini bertugas di bagian voorijder akhirnya dipindahkan ke bagian pengendalian arus lalu lintas. Agar mampu bekerja optimal, Ahok mengimbau pengawal vooridjer menggunakan aplikasi Google Waze saat bertugas. Karena Pemprov sudah menjalin mitra dengan Google untuk memantau kondisi arus lalu lintas di Jakarta.
"Petugas Dishub DKI itu jangan naik motor saja, tapi pantau arus kemacetan lalu lintas pakai waze. Lihat mana yang merah (macet)," ujar Ahok saat itu.
Ia juga mengaku kecewa dengan kinerja pegawai Dishub DKI yang rendah. Ia kerap menemukan petugas tidak ada di pos jaga masing-masing.
"Petugas Dishub DKI hanya bertugas saat kita (pejabat) datang. Kalau sudah pergi ya dia (petugas) pergi lagi, ya macet lagi kan," katanya dengan nada tinggi.
Untuk itu, lanjutnya Ahok, tidak akan mengizinkan petugas Dishub DKI mengawal walikota atau satuan kerja perangkat daerah (SKPD) DKI. Mantan Bupati Belitung Timur ini akan mendukung penuh penugasan pengawal vooridjer ke pemantauan arus lalu lintas, mengawal ambulan dan pemadam kebakaran. (zul/rmo/jpnn)