DK PBB Sepakat, Ghouta Setop Jadi Neraka selama 30 Hari
Terkait dengan serangan yang masih terus berlangsung, Iran dan Rusia punya alasan sendiri. Kepala Staf Militer Iran Jenderal Mohammad Baqeri mengatakan, pasukannya akan terus menggempur Eastern Ghouta, tapi hanya di area yang menjadi sarang oposisi bersenjata. Oleh Damaskus, oposisi bersenjata Syria disebut sebagai ekstremis dan teroris.
”Kami taat pada resolusi DK PBB. Tapi, gencatan senjata itu tidak berlaku di kawasan pinggiran Kota Damaskus yang dikuasai para teroris,” klaim Baqeri saat diwawancarai kantor berita Tasnim.
Memerangi teroris, menurut dia, menjadi salah satu tujuan utama Iran dalam perang yang sudah berlangsung selama tujuh tahun tersebut.
Pendapat yang sama dipaparkan Rusia. Kremlin menegaskan bahwa resolusi yang didukung penuh 15 negara anggota DK PBB itu menyebut perang antiteror boleh lanjut.
”Aksi militer terhadap individu dan kelompok yang mendukung atau terlibat ISIS, Al Qaeda, dan jaringan lain yang masuk daftar teroris DK PBB akan tetap berjalan,” kata seorang pejabat Kremlin tentang isi resolusi tersebut sebagaimana dilansir Reuters.
Di Eastern Ghouta, dua kelompok oposisi bersenjata terbesar, Failaq Al Rahman dan Army of Islam, menyatakan komitmen mereka terhadap gencatan senjata. Dalam pernyataan resmi, dua kelompok itu menegaskan bahwa mereka tidak akan mengangkat senjata jika tidak terpaksa.
”Kami akan mengangkat senjata jika harus membela diri,” bunyi pernyataan tertulis mereka.
Kemarin Failaq Al Rahman dan Army of Islam mendesak PBB serta organisasi-organisasi kemanusiaan untuk segera mengirimkan bantuan ke Eastern Ghouta.