Dolly Ditutup, Pemprov Siapkan Rp 1,5 M
Baru bila pemerintah sudah menyiapkan skema ekonomi, tapi masyarakat Dolly tetapmokong, aparat bisa bertindak represif. ’’Artinya, saya meminta pendekatan kekuasaan dan kekuatan jangan menjadi metode pendekatan yang utama. Tapi, dialog,’’ tegasnya.
Sementara itu, massa yang tergabung dalam Forum Pekerja Lokalisasi (FPL) Kamis (12/6) mengadakan aksi di sekitar Gang Dolly. Mereka menolak penutupan pada Rabu mendatang. Aksi itu dilakukan dengan mengumpulkan tanda tangan dari PSK dan mucikari setempat. ’’Jangan rampas hak kami,’’ ujar salah seorang PSK yang ikut aksi kemarin.
Kabar rencana penutupan Dolly memang berdampak pada pengunjung di lokalisasi tersebut. Paling tidak, seminggu terakhir kawasan itu sepi. Biasanya tempat parkir penuh dengan kendaraan bermotor. Bahkan, banyak yang bernopol dari luar kota.
Berdasar pantauan Rabu malam (12/6), sepanjang gang tersebut ”lengang”. Tempat parkir di beberapa titik yang biasanya penuh tampak sepi. Suparto, salah seorang tukang parkir, mengatakan, banyak pengunjung yang takut. Apalagi menjelang penutupan, sering ada razia. ’’Mulai sepi. Selain itu, dampak memasuki bulan puasa,’’ ujarnya.
Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya Supomo mengungkapkan, persiapan deklarasi penutupan sudah matang. Rencana masih seperti semula, penutupan dihadiri Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufrie. ’’Beliau yang akan memimpin deklarasi itu,’’ jelasnya.
Supomo juga mengatakan, setelah deklarasi, wisma-wisma itu tidak langsung tutup. Mereka diberi kelonggaran beroperasi hingga masuk bulan puasa. Nanti setelah puasa, tidak ada aktivitas prostitusi di sekitar Dolly. ”Mereka yang melanggar langsung ditindak pidana,’’ tegasnya. (ano/mas/riq)