Donald Trump Nyaris Memicu Perang Dahsyat di Timur Tengah, Untung Ada Bapak-Bapak Ini
jpnn.com, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Donald Trump ternyata berniat membombardir fasilitas nuklir utama milik Iran. Untungnya, para penasihat politikus Partai Republik itu berhasil membujuknya untuk tidak mengeksekusi rencana tersebut.
Sumber di pemerintahan AS menyebutkan bahwa Trump melontarkan wacana tersebut di kantornya pada Kamis (12/11) lalu.
Ketika itu hadir Wakil Presiden Mike Pence, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, Pejabat Menteri Pertahanan Christopher Miller, Jenderal Mark Milley.
Menurut sumber tersebut, para penasihat membujuk Trump agar tidak mengambil keputusan penyerangan karena berisiko menimbulkan konflik yang lebih luas.
"Dia (Presiden Trump) mengajukan opsi. Mereka (para penasihat Trump) memaparkan skenario dan ia akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan hal itu," ujar pejabat tersebut.
Gedung Putih menolak berkomentar mengenai hal ini.
Selama empat tahun kepemimpinan, Trump telah mengambil kebijakan yang agresif untuk menentang Iran, keluar dari perjanjian nuklir pada 2018, serta berkali-kali menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap republik Islam itu.
Permintaan penyerangan oleh Trump kali ini muncul satu hari setelah Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mengeluarkan laporan yang menyebut Iran telah selesai memindahkan kucuran pertama dari pembangkit di atas permukaan tanah ke situs pengayaan uranium di bawah tanah, yang merupakan suatu pelanggaran terbaru atas perjanjian nuklir Iran.