Dongkrak Pendapatan PNS, TNI-Polri dan Pensiunan, Bukan Beri Stimulus Kepada Pengusaha
jpnn.com, JAKARTA - Ekonom Rizal Ramli mengatakan, pemerintah perlu mencontoh apa yang dilakukan India dan Turki mendongkrak kinerja ekonomi di masa krisis akibat pandemi. Caranya, dengan mendongkrak daya beli masyarakat bukan malah memberi stimulus kepada pengusaha.
"Saya dengar di Turki dan India tahun ini juga akan rebound lagi. Sama school of thinking-nya. Pompa daya beli rakyat. Jangan kasih stimulus sama pengusaha," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia di era Presiden Gus Dur ini dalam kanal YouTube Bravos Radio Indonesia.
Rizal Ramli menanyakan soal stimulus itu kepada para pengusaha pemanfaatannya bagaimana. Mereka tetap susah bergerak karena daya beli masyarakat yang lemah di masa pandemi meski ada guyuran stimulus.
"Saya tanya teman-teman yang punya pabrik, kamu berapa kapasitas sekarang. Dia bilang sekarang bang 30 persen, seandainya kamu diberi setengah triliun rupiah stimulus kamu pake apa?," katanya.
Jawaban para pengusaha untuk saat ini tidak mungkin menaikkan kapasitas, sehingga lebih memanfaatkan stimulus untuk hal lainnya.
"Ya bang enggak mungkin dinaikkin kapasitas. Terus kamu buat apa? Ya beli tanah, rumah - yang sudah jatuh harganya 50 persen. Beli mata uang asing, emas, dan lainnya," katanya.
Hal yang sama dilakukan pengusaha perhotelan. Dengan okupansi hanya 10 persen dan kadang malah 5 persen, susah untuk membiaya operasionalnya.
"Sama, begitu juga yang punya hotel. Saya tanya, kamu berapa hunian?, sekarang 10 persen bang, 5 persen kadang-kadang, buat bayar listrik saja kurang. Terus kalau kamu diberi stimulus 200 miliar kamu bikin apa?. Ya enggak bisa apa-apa, wong enggak ada tamu. Enggak ada yang menghuni. Terus kamu buat apa? ya beli tanah, beli rumah harganya sudah turun 50 persen, beli mata uang asing, emas," ujarnya.