Dorong Produksi Pertanian, Mentan SYL Tinjau 2 Lokasi Optimasi Lahan Rawa
Dia menjelaskan, lokasi-lokasi yang masuk ke wilayah opla rawa akan mendapatkan bantuan sarana produksi pertanian.
Seperti herbisida, dolomit, benih, pupuk hayati, dan bantuan lainnya dari pemerintah.
Sarwo Edhy mengungkapkan, program ini merupakan upaya peningkatan peran petani dan Kelompok Tani/Gabungan Kelompok Tani, penumbuhan dan pengembangan Kelompok Tani untuk melaksanakan Usaha Tani, serta pengembangan kawasan dan/atau cluster berbasis korporasi petani.
"Dengan pengelolaan air yang lebih baik, harapannya, sawah rawa bisa digarap sepanjang tahun, baik musim kemarau maupun musim hujan. Dengan begitu, petani bisa tidak hanya menanam padi sekali dalam setahun, tetapi dua atau tiga kali setahun," kata Sarwo.
Gapoktan Surya Indah sebagai penerima bantuan di Desa Karang Indah, Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito ini mendapatkan alokasi kegiatan Optimasi Lahan dari Kementan pada Tahun 2019 untuk lahan seluas 493 ha. Kegiatan yang dilakukan adalah normalisasi saluran, pintu air, gorong gorong dan diberikan bantuan alsintan.
Semula provitas panen di area ini sebesar 4 ton/ha, namun setelah dilakukan optimasi lahan pertanian rawa IP meningkat jadi tanam yang semula 1 kali bisa menjadi 2 kali. Saat ini pada lahan seluas 400 ha ini ditanami dengan padi lokal seluas 350 ha dan 50 ha untuk padi unggul. Dengan umur tanaman 60 hari.
Sementara pada lokasi optimasi lahan rawa yang dikelola oleh Gapoktan Setumpun di Desa Manarap Baru Kecamatan Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar, kegiatan optimasi lahan telah dilakukan yaitu peninggian tanggul, pembersihan saluran, serta pembuatan jembatan dan pintu air.
Provitas panen yang semula 2.5 ton/ha setelah dilakukan intervensi teknologi dan pengelolaan tata air melalui optimasi lahan rawa maka provitas panen saat ini meningkat hingga 4-5 ton/ha. (*/jpnn)