Dosen dan Guru Besar Jangan Hanya Sibuk Urus Tunjangan
jpnn.com, JAKARTA - Dosen dan guru besar kembali diimbau ikut memikirkan bagaimana perguruan tinggi bisa masuk rangking kelas dunia. Salah satu caranya dengan rajin membuat jurnal yang terpublikasi internasional.
"Dulu awal saya menjadi menteri sedih melihat posisi perguruan tinggi kita yang masuk rangking dunia hanya tiga universitas padahal ada 4.579 PT tersebar di Indonesia," kata Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir saat membuka Simposium Cendekia Kelas Dunia di Jakarta, Senin (13/8).
Sementara jumlah publikasi internasional hanya 5.400 judul dari 267 ribuan dosen. Dari jumlah dosen itu, guru besar ada 5.400 tapi publikasinya kurang dari 1299 judul.
Lektor kepala 32 ribuan sehingga total guru besar/profesor ada 37 ribu. Dari sini menurut Nasir, ketahuan tunjangan dosen tidak signifikan dengan jumlah publikasi.
"Dosen dan guru besar jangan hanya sibuk urus tunjangan tapi tidak memikirkan kualitas PT. Negara lain perkembangannya signifikan, Indonesia masih jalan di tempat," ucapnya.
Mindset dosen dan guru besar, lanjut Nasir harus diubah. Dosen tak sekadar mengajar dan memberikan tugas kepada mahasiswa tapi harus membuat riset serta publikasi internasional. Dengan makin banyaknya publikasi internasional, akan memudahkan jalan menuju world class university.
"Akhir 2018, saya targetkan 30 ribu judul publikasi internasional makanya ada program diaspora ini agar dosen dalam negeri bisa kolaborasi dengan para diaspora," ucapnya.
Dia berharap dengan kehadiran para diaspora bisa saling share pengalaman. Para dosen dalam negeri diminta memanfaatkan kehadiran para diaspora untuk menambah pengalaman.