DPD RI Terbelah Sikapi Putusan MA
Desain tersebut tampak secara bertahap dimainkan kelompok tertentu hingga misi politis mereka tercapai.
’’Kelompok ini ingin meraih tampuk tertinggi di DPD sekaligus menjadikan DPD sebagai alat bargaining politik untuk posisi kelompok tersebut di partai politik,’’ jelasnya.
Menurut Lucius, setelah sukses dengan revisi tatib DPD, nafsu kelompok yang ingin meraih kursi puncak DPD itu tak tertahankan. Sampai-sampai, keputusan MA yang membatalkan tatib baru tersebut dilanggar. Kelompok tertentu yang bernafsu besar akan kursi pimpinan DPD itu akan semakin jelas di arena paripurna DPD nanti. Sosok tersebut diduga adalah orang yang baru saja sukses meraih kursi puncak parpol. ’
’Capaian di parpol itu, tampaknya, membuatnya merasa seolah-olah raja kecil. Bebas melakukan apa saja, jika perlu menabrak aturan,’’ kritiknya.
Lucius melanjutkan, jika benar yang berada di balik upaya perebutan kursi pimpinan DPD adalah kelompok anggota DPD yang sudah menjadi politisi partai tertentu, hampir pasti bukan hanya motif politik yang mendorong penggantian pimpinan DPD. Itu adalah nafsu tak terkendali seseorang yang pongah dengan jabatan tinggi di parpol, lalu merasa bisa melakukan segala-galanya. Hal tersebut adalah bahaya besar bagi DPD. Sebab, DPD sejak lahir sampai kini belum juga tuntas menjawab masalah eksistensi institusi.
“Perjuangan DPD untuk mendapatkan eksistensinya akan hancur di bawah kendali sosok penguasa superambisius yang tak pernah puas mendapatkan apa saja yang bisa dikuasainya,’’ tandasnya.(lum/bay/c7/agm)