DPD: Sekolah 5 Hari Lebih Ideal
Lebih lanjut, Irman menambahkan, faktor kontekstual juga turut memberikan kontribusi dalam penerapan kebijakan waktu sekolah lima hari, terutama aspek lalu lintas ataupun biaya anak selama kegiatan belajar mengajar. Pemadatan waktu sekolah tentu akan mengurangi dampak kemacetan di jalan, karena Sabtu tidak ada anak sekolah.
"Selain itu, juga akan mengurangi beban orangtua dalam hal ongkos anak ke sekolah maupun uang jajan siswa,"Â imbuh dia.
Meskipun perubahan waktu sekolah enam hari menjadi lima hari, lanjut Irman, mungkin saja dapat mengakibatkan pengurangan pertemuan tatap muka di kelas. Namun hal itu seharusnya tidak mengurangi target pencapaian kurikulum dan mutu pembelajaran, apabila tenaga pendidik mampu meningkatkan dan menyempurnakan metodologi pembelajaran yang diberikan di kelas.
"Guru harus mampu mengelola waktu belajar lima hari dengan efektif dan efisien. Dengan demikian, perlu peningkatan kemampuan dari pendidikan untuk mencapai proses pembelajaran yang bermutu tinggi," kata Irman.
Irman menilai, mutu pendidikan dapat ditingkat dengan metode pembelajaran yang tepat, diantaranya dengan menciptakan suasana hangat dan menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar.
"Metode fun learning yaitu yang menyenangkan akan membuat materi kurikulum yang diajarkan mudah diterima oleh anak didik. Guru harus bertanggung jawab memberikan rasa aman dan nyaman bagi anak didiknya. Maka secara otomatis, akan mudah juga membawa perubahan bagi anak," jelas Irman.(fdi)