DPP LDII dan Anggota DPR Ingatkan Dampak Politik-Ekonomi Akibat El Nino
“Indonesia hanya sekali swasembada pangan dan itu sudah lama sekali pada era Orde Baru. Seharusnya dengan demokrasi yang lebih terbuka pengawasannya, kedaulatan pangan bukan hal yang mustahil,” imbuhnya.
Chriswanto mengapresiasi DPD LDII Gunung Kidul dan Sukoharjo yang telah memberi bantuan air bersih.
Menurutnya, warga LDII di wilayah tersebut telah bergerak mengirimkan air bersih di lokasi-lokasi rawan air bersih pada saat musim kemarau berkepanjangan.
Senada dengan KH Chriswanto, Anggota DPR RI Singgih Januratmoko mengatakan kemarau berkepanjangan bukan hanya berakibat pada harga pangan melambung. Di sisi lain, peternak juga terpukul.
“Kemarau panjang mengakibatkan panen jagung gagal dan mengakibatkan harga jagung di tingkat peternak naik. Ini membuat peternak UMKM kesulitan memperoleh pakan,” ujar Singgih Januratmoko yang juga Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR).
Dalam pakan ternak, 50 persen komposisinya adalah jagung. Bila harga jagung naik, sudah tentu harga pakan juga melambung.
“Kami menyarankan pemerintah untuk mengimpor jagung, sebagaimana beras. Terutama kebijakan impor untuk kebutuhan peternak agar harga jagung kembali stabil di angka Rp5.000-an per kg sesuai referensi Bapanas,” papar Singgih.
Saat ini, harga jagung di tingkat peternah mencapai Rp6.500-7.000 per kilogram.