DPR Dukung RSSN Bukittinggi Go Internasional
Kamis, 22 April 2010 – 17:25 WIB
"Sedikitnya 3 ribu penderita stroke berobat ke RSSN Bukittinggi setiap bulannya, sementara sarana dan prasarana yang ada masih serba terbatas," kata Hadril Busudin.
Seiring dengan tingginya kedatangan pasien stroke ke RSSN Bukittinggi lanjut Hadril, saat ini terjadi kecendrungan meningkatnya angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit stroke di Sumbar. Pada data pola kematian menurut penyakit penyebab kematian pasien rawat inap di rumah sakit kabupaten dan kota se Sumbar ditemukan bahwa stroke menempati urutan II yaitu 7,86 persen setelah penyakit jantung.
"Wajar kiranya Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan melalui SK Menkes Nomor 21/Menkes/SK/1) 2002 menjadi Pusat Pengembangan Penanggulanagn Stroke Nasional (P3SN). Artinya secara institusi harus menjadi pusat pelayanan stroke yang paripurna dan tidak hanya untuk kepentingan masyarakat Sumbar," tegas Hadril Busudin.