DPR Minta Menkes Terawan Tidak Usah Repot soal BPOM
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Komisi IX DPR Ansory Siregar meminta Menkes Terawan Agus Putranto fokus menangani sejumlah persoalan kesehatan sebelum mengambil alih urusan izin edar obat.
"Rencana Menkes Terawan untuk ambil lagi wewenang Badan POM (pengawas obat dan makanan) terkait izin edar dan produksi, dipertimbangkan kembali, karena masih banyak tugas lain yang belum selesai, seperti soal BPJS Kesehatan yang merugi hingga triliunan rupiah, mahalnya harga obat, pembuatan katalog elektronik dan persoalan lainnya," ujar Ansory dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (5/12).
Dia meminta Menkes Terawan dan jajarannya fokus menangani berbagai masalah dalam bidang obat dan pengobatan yang dinilai belum memberikan hasil yang maksimal bagi masyarakat.
Ansory memberi contoh, mengapa harga obat di Indonesia itu paling mahal di Asia, padahal sudah ada aturan mengenai penggunaan obat generik atau kebijakan untuk membuat generiknya agar harganya terjangkau.
Kemudian, persoalan klaim pengobatan BPJS Kesehatan yang dinilai tinggi, padahal sudah diwajibkan menggunakan obat murah dan berkualitas. "Ini kan harus diselesaikan dulu masalahnya beralih ke lainnya," jelas dia.
Menurut dia, Menkes perlu mengambil langkah strategis untuk memenuhi ketersediaan obat dan alat kesehatan untuk program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). "Fokus pemerintah itu kan peningkatan sumber daya manusia (SDM). Salah satu faktor terpenting untuk mewujudkan SDM unggul itu kesehatan," katanya.
Menurut Ansory, Badan POM justru diperlukan untuk penguatan mengingat maraknya produk ilegal yang masuk di era teknologi ini. Sistem pengawasan obat dan makanan perlu diperkuat seiring berkembangnya teknologi, media dan berkembangnya pasar bebas.
“Pengawasan obat dan makanan memiliki arti penting dan strategis dalam kehidupan masyarakat, harusnya diperkuat dong bukan malah diambil lagi wewenangnya,” kata Ansory.