DPR Temui Mesin Usang di Pabrik Gula Tasikmadu
jpnn.com, JAKARTA - DPR mendorong penyelesaian persoalan yang ada di perkebunan tebu, di pabrik gula Tasikmadu, Karanganyar. Mesin pabrik yang sudah usang serta kendala di on farm yang menyebabkan rendemen tebu semakin menurun adalah persoalan utama yang harus dibenahi.
"Jadi batas maksimal rendemen tebu adalah 6-7 tahun untuk dibongkar ratoon sementara di sini sudah melebihi baru dibongkar, terlebih lagi mesinnya sudah tua. Oleh karena itulah dua hal ini harus kami sinergikan" kata Ketua Komisi IV DPR Edhy Prabowo saat memimpin kunjungan spesifik ke pabrik gula Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (8/6).
Kunjungan itu ikut dihadiri Bupati Karanganyar, Dirjen Perkebunan dan Dirut PTPN IX. Selain itu terkait permasalahan petani yang kurang bergairah dalam bertani akibat harga gula yang dipatok rendah, politisi asal F-Gerindra itu menilai jangan dijadikan kambing hitam atau alasan untuk mengimpor.
“Menurut saya ini hanya masalah komunikasi, janganlah mencari kambing hitam kemudian kita mengimpor. Situasi kondisi pangan yang ujungnya selalu mencari kambing hitam itu hanya menjadi peluang untuk impor. Peluang dan potensi kita di negara kita tersedia tinggal bagaimana seorang pemimpin mampu untuk mewujudkannya,” ungkapnya.
Sebelumnya direktur utama PTPN IX Budi Adi Prabowo mengadukan selama ini petani memilih tidak lagi menanam tebu karena sisi ekonominya tak lagi menjanjikan. Petani tebu merasa tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah, sebagaimana diberikan kepada petani tanaman pangan. Sampai sekarang tidak ada lagi kredit untuk petani tebu, perbankan masih memandang sebelah mata.
"Begitu pula bantuan alat pertanian yang bisa mendukung peningkatan petani, juga sudah tak ada lagi. Belum lagi ketersediaan bibit yang unggul sudah tidak ada lagi. Penelitian bibit untuk tebu untuk dikembangkan menjadi bibit unggul hampir tak ada lagi,’’ kata dia. (adv/jpnn)