Dua Anak Muda dari Solo dan Yogyakarta Buat Inovasi Drone, Pak Ganjar Tercengang
Hampir satu jam, Ganjar ngobrol dengan Anindita dan Gian terkait perkembangan teknologi itu.
"Ini janji kami Pak, kita ini kan sekolah dibiayai negara. Kami penerima beasiswa LPDP. Kami sudah janji, selesai kuliah kami akan kembali ke Indonesia untuk mengamalkan ilmu di sini," kata Anindita.
Gian menambahkan awalnya mereka bertemu saat sedang belajar di Manchester. Mereka bertiga sudah bersama sejak lama dalam menekuni teknologi drone ini.
Mereka telah menjuarai berbagai perlombaan teknologi tingkat internasional.
"Lalu setelah pulang ke Indonesia, kami berpikir bagaimana mengembangkan teknologi ini. Kami kemudian menetapkan pilihan membuat drone untuk support bidang pertanian dan kehutanan. Tahun 2018, kami kemudian membuat perusahaan Beehive Drones ini," ucap Gian.
Beehive Drones kemudian menciptakan drone yang membantu sektor pertanian. Drone pertama digunakan untuk project pemupukan dan penyemprotan.
Mereka menyewakan drone untuk penyemprotan dan pemupukan petani dengan tarif yang sangat murah, yakni Rp40 ribu untuk satu petak sawah.
"Ini sangat efisien, karena dalam sehari drone kami bisa menyemprot atau memupuk 100 hektare lahan. Selain lebih cepat, ini juga aman karena petani tidak langsung bersentuhan dengan pestisida yang tentunya bisa membahayakan mereka," jelas Anindita.