Dua Ilmuwan IPB Terlibat Program Restorasi Terumbu Karang Terbesar Dunia
jpnn.com, JAKARTA - Terumbu karang perlu dijaga kelestariannya, karena penting bagi ekosistem laut terutama menjadi tempat berkembangbiaknya berbagai jenis ikan.
Upaya ini menjadi mendesak dilakukan karena pemanasan global akan membuat suhu dan keasaman air laut naik, sehingga mengancam rusaknya terumbu karang.
Salah satu upaya restorasi terumbu karang dilakukan melalui SHEBA® Hope Advocate Program yang merupakan bagian dari gerakan global SHEBA® Hope Grows yang diprakarsai brand SHEBA®, merek makanan hewan peliharaan bagian dari Mars Incorporated.
Program tersebut dimulai dengan pembuatan struktur 46x14m yang membentuk huruf H-O-P-E di Bontosua, Makassar, Sulawesi Selatan pada 2019, menggunakan terumbu karang yang telah direstorasi.
"Bagian bawah laut yang dulunya tandus dan tidak bernyawa, kini menjadi ekosistem terumbu karang yang berkembang pesat dengan pertumbuhan karang yang meningkat dari dua persen menjadi tujuh puluh persen," kata Dr. Susan Wan, General Manager, Mars Petcare Indonesia dalam keterangan resminya dikutip Rabu (13/9).
Populasi ikan di lokasi itu juga meningkat sebesar 260 persen serta peningkatan jumlah spesies ikan sebesar 64%. Pada 2029, SHEBA® memiliki gol untuk merestorasi lebih dari 185 ribu meter persegi terumbu karang – atau kurang lebih seluas 148 kolam renang Olimpiade pada titik-titik penting di dunia.
Pada akhir Agustus lalu, SHEBA® mempertemukan lima advokat global dari Inggris, Jerman, Amerika Serikat, Asia Tenggara, Sheba Hope Grows Collective, bersama dua advokat Indonesia, yaitu Gita Alisa dan Rindah Talitha Vida untuk berpartisipasi dalam program restorasi terumbu karang terbesar di dunia.
Gita dan Rindah merupakan ilmuwan muda dari Institut Pertanian Bogor (IPB) yang dipilih karena pengalamannya dalam proyek penelitian restorasi karang dan kecintaan terhadap konservasi laut.