Dua Mantan Presiden AS Tembus Korea Utara
Minggu, 29 Agustus 2010 – 13:00 WIB
Tapi, Kim Jong-il dan jajaran pemerintahannya berubah pikiran. Bulan lalu Pyongyang menegaskan lagi niatnya untuk melanjutkan perundingan nuklir enam negara. Kali ini perubahan sikap Korut ditanggapi dingin Korsel dan AS. Korut berusaha mendekati sekutu dekatnya, Tiongkok, yang juga terlibat dalam perundingan enam negara tersebut. Hingga kemarin (28/8), Kim Jong-il dikabarkan masih berada di Beijing.
Kamis lalu, di hadapan Kim Yong Nam dan juru runding nuklir Korut Kim Gye Gwan, Carter berjanji menyampaikan keinginan tersebut kepada pemerintahan Presiden Barack Obama. "Saya pribadi dan partai saya (Demokrat) jelas mendukung diskusi nuklir AS dan Korut," tuturnya sebagaimana dilansir Associated Press. Namun, karena lawatan tiga harinya itu bersifat pribadi, Carter tidak bisa menjanjikan banyak hal kepada Korut terkait dengan nuklir negeri tersebut.
"Tak ada ruginya mengambil langkah besar. Termasuk, mengawali perundingan tak terbatas. Inisiatifnya harus datang dari AS dan Korsel," papar Carter dalam sebuah pidato di Seoul pada Maret lalu. Sikap itu kembali ditegaskan di hadapan para pemimpin Korut Jumat lalu. Tapi, dia jelas akan kesulitan menyampaikan sikapnya itu kepada Obama dan jajaran pemerintahannya. Apalagi, hubungan Washington dan Pyongyang kembali panas setelah insiden tenggelamnya kapal Cheonan milik Korsel.