Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Dua Pemimpin Indonesia Berbagi Upaya Mereka Menangani COVID-19 Selama Ini

Senin, 24 Agustus 2020 – 20:58 WIB
Dua Pemimpin Indonesia Berbagi Upaya Mereka Menangani COVID-19 Selama Ini - JPNN.COM
Berbicara soal penanganan di DKI Jakarta sebagai ibukota negara, Anies Baswedan mengatakan, salah satu upaya penanganan COVID-19 yang dilakukan provinsi ini adalah meningkatkan kapasitas tes. (Dok PPID DKI Jakarta)

Pelacakan perlu diperbaiki

Pencapaian DKI Jakarta dalam upaya meningkatkan tes diapresiasi oleh epidemiolog FKM UI Pandu Riono.

Namun ia mengingatkan masih perlunya perbaikan di sisi 'tracing' atau pelacakan yang menjadi komponen lain dalam penanganan COVID-19.

"Indikator yang dipakai adalah testing, lacak, dan isolasi. Untuk tiap satu kasus positif, harus dilakukan tracing. Ini angkanya beragam, kalau di bawah lima masih buruk," jelas Pandu.

Pentinganya pelacakan ini juga disampaikan oleh Ronald Bessie dari Kawal COVID-19 yang memaparkan peta rasio lacak isolasi (RLI), di mana Provinsi DKI Jakarta masih tidak terlalu tinggi.

Jika dilihat di peta RLI, misalnya, rata-rata RLI di semua wilayah DKI Jakarta masih di bawah 3, artinya hanya terlacak tiga orang lainnya per satu kasus positif di Jakarta.

Gotong Royong di Tengah Pandemi

Dua Pemimpin Indonesia Berbagi Upaya Mereka Menangani COVID-19 Selama Ini
Cerita inspiratif dari warga Indonesia yang memilih membantu satu sama lain saat menghadapi pandemi virus corona.

 

Padahal, sesuai penelitian yang dilakukan Kawal COVID-19, diperlukan minimal 30 orang untuk dilacak, dites, dan diisolasi untuk satu kasus positif yang terdiagnosa.

"Ada 3 faktor pengendalian yang harusnya menjadi metriks, yaitu minimum kapasitas tes di tiap kabupaten atau kota. DKI Jakarta jauh melebihi [kapasitas tes] daerah lain, tapi tracing ratio-nya belum terlalu bagus," ucap Ronald Bessie.

Menurut Anies banyaknya angka positif di ibukota bukan berarti pandemi virus corona tidak terkendali, melainkan dari hasil pengetesan yang tinggi untuk mengetahui kondisi masyarakat

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News