Dua Pemimpin Indonesia Berbagi Upaya Mereka Menangani COVID-19 Selama Ini
"Positivity rate Jakarta naik sampai paling buruk di pertengahan Agustus kemarin 12,5 persen, sekarang sudah turun lagi 11,5 persen. Kami hanya hitung jumlah kasus baru, orang dan bukan spesimen," tambahnya.
Ini artinya, positivity rate DKI Jakarta sebenarnya sudah melampaui batas 'positivity rate' yang ditetapkan WHO sebesar 5 persen.
Detektif COVID dan waspada klaster keluarga di Bogor
Menyadari lebih dari 60 persen warganya bekerja di Jakarta, wali kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengaku selalu mengikuti perkembangan kasus dan penanganan COVID-19 di Jakarta.
Meskipun secara administratif Bogor menjadi bagian dari Jawa Barat, Bima mengatakan, hidup mati orang Bogor lebih banyak bergantung pada dinamika Jakarta.
Sebagai bentuk antisipasi, pemerintah kota Bogor mulai menjalankan apa yang disebut "detektif COVID", singkatan dari detektif aktif COVID, dengan anggota tim dari tiap kecamatan dan kelurahan.
"Tiap kasus positif akan dilaporkan ke unit lacak yang menjadi bagian dari detektif COVID ini yang selanjutnya melokalisasi pasien positif dan mewawancarai secara mendalam riwayat kontak eratnya."
Baca juga artikel terkait:
- New normal di Indonesia: Kasus penularan naik, tes corona jadi ladang bisnis
- Angka kematian di Indonesia sudah lebih dari 10 ribu jika dihitung berdasarkan pedoman WHO
- Pemerintah Indonesia dianggap menggunakan pendekatan militeristik dalam menangani virus corona
- Alasan tingginya kematian tenaga kesehatan di Indonesia di tengah pandemi virus corona