Dua Prajurit TNI Meninggal Setelah Ditembak, Senator Filep: Menyedihkan!
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Pansus Papua DPD RI, Dr. Filep Wamafma mengaku sedih dengan peristiwa kontak senjata antara sekelompok orang yang diduga Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang anggota Prajurit TNI yang sedang bertugas pada Selasa (17/12).
“Ini merupakan hari yang menyedihkan. Betapa tidak, pada hari itu, terjadi kontak senjata antara sekelompok orang yang diduga KKB, menyerang Satgas TNI yang sedang bertugas,” kata Senator Filep kepada wartawan, Rabu (18/12).
Menurut Filep, dalam satu jam kontak senjata, dua personel TNI dari Nanggala 15, yaitu Lettu Inf. Erizal Zuhri Sidabutar dan Serda Rizky meninggal dunia, setelah sempat dirawat akibat terkena tembakan.
“Hal ini mengejutkan semua pihak, terutama saat Pansus Papua sedang bekerja giat untuk menciptakan perdamaian di Tanah Papua,” ujar anggota DPD RI dari Provinsi Papua Barat ini.
Pansus Papua, kata dia, menyampaikan keprihatinan dan belasungkawa yang mendalam atas gugurnya para personel TNI tersebut, seraya berharap agar peristiwa serupa tidak terulang lagi.
Filep mengingatkan peristiwa semacam ini bukanlah sekali dua kali terjadi di daerah rawan konflik semacam Intan Jaya. Perulangan berbagai peristiwa sejenis seharusnya membuka mata berbagai pihak bahwa semua persoalan di Papua harus segera diselesaikan.
“Persoalan semacam ini juga sejatinya membuka hati nurani semua orang bahwa nuansa kebencian sedang berakar dan berkembang di Tanah Papua. Mengapa demikian? Konflik yang terjadi, sesungguhnya merupakan letupan-letupan dendam akibat saling menyerang, saling menuding kesalahan, saling mempertahankan ego, baik pihak pemerintah, maupun pihak KKB,” ujarnya.
Dalam keadaan semacam ini, menurut Filep, pendekatan-pendekatan berkarakter militeristik, sudah sepantasnya ditinggalkan. Demikian juga halnya perlawanan yang bernuansa militer. Ini berarti, ada kepentingan lain yang lebih besar yang harus dilindungi yaitu masyarakat sipil yang tidak ingin wilayahnya menjadi ajang pertumpahan darah, atau bahkan menyaksikan sendiri adanya pertempuran antara saudara sebangsa.