Dubes Zuhairi Harap Kajian Keislaman Mahasiswa Indonesia Bisa Memperkokoh Keilmuan
jpnn.com, TUNIS - Duta Besar Republik Indonesia untuk Tunisia Zuhairi Misrawi menghadiri penutupan kajian keislaman mahasiswa Indonesia di Tunisia, yang dibimbing oleh Syekh Shalahuddin al-Mustawi di Masjid Petilasan Imam Abul Hasan al-Syadzili atau yang dikenal "Maghar Imam Abul Hasan al-Syadzili". Acara tersebut digelar di Tunis pada Jumat (8/9).
Kegiatan ini rutin digelar oleh Persatuan Pelajar Indonesia (PPI Tunisia) bekerja sama dengan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Tunisia pada musim panas, selama dua bulan.
Adapun buku-buku yang dikaji, di antaranya al-'Aqidah al-'Asy'ariyyah, Arba'in Hadis Imam al-Nawawi, Hikam Ibnu 'Athaillah al-Sakandari, dan Ushul al-Nidzam Ijtima'i fi al-Islam li al-'Allamah Muhammad Thahir bin 'Asyur.
Zuhairi menyampaikan kajian keislaman yang digelar oleh para mahasiswa Indonesia di Tunisia ini dapat memperkokoh pemahaman dan pendalaman atas khazanah Islam, sehingga dapat membangun pemikiran dan tindakan yang moderat dan toleran.
"Tradisi kajian keislaman yang intensif setiap musim panas ini akan membentuk cara pandang yang moderat dan toleran. Sebab, khazanah keislaman yang dikaji dapat memperkaya pemahaman, bahkan pendalaman atas khazanah Islam yang amat kaya," kata dia dalam keterangannya, Jumat (8/9).
Di samping itu, lanjut Zuhairi, kajian intensif ini juga dapat mengasah kemampuan para mahasiswa Indonesia dalam berbahasa Arab.
Sebab, materi disampaikan dalam bahasa Arab oleh ulama Tunisia yang mumpuni.
Duta Besar RI lulusan Universitas al-Azhar, Kairo, Mesir itu menegaskan kajian keislaman pada akhirnya akan membentuk kepribadian para mahasiswa, sehingga mempunyai kearifan, ketulusan, serta kemauan untuk saling menghormati dan menghargai.