Dubes Zuhairi: Saatnya Pemikir Keislaman Nusantara Warnai Pustaka Timur Tengah
jpnn.com, TUNIS - Duta Besar RI untuk Tunisia Zuhairi Misrawi menyampaikan sudah saatnya pemikir keislaman nusantara menghiasi pustaka di negara-negara Timur Tengah.
Hal itu disampaikan pria yang akrab disapa Gus Mis itu saat menghadiri sidang ujian tesis magister mahasiswa Indonesia Fajrul Haq Yusri di Pascasarjana Universitas Zaitunah. Mahasiswa itu membahas tentang sumbangan pemikiran Prof. Dr. Ali Musthafa Ya'qub dalam bidang hadis, sirah nabi, dan dakwah.
"Saya sangat senang, karena Universitas Zaitunah mendorong para mahasiswa pascasarjana asal Indonesia untuk meneliti pemikiran para ulama Indonesia. Ini artinya, ada keinginan yang kuat dari para guru besar dan ulama Zaitunah Tunisia untuk mengenal lebih pemikiran para ulama kita," ujar Zuhairi dalam siaran pers, Rabu (24/3).
Alumnus Fakultas Ushuluddin, Universitas al-Azhar itu, menambahkan banyak pemikir keislaman nusantara yang masih perlu dikaji.
"Saatnya kajian tentang pemikiran keislaman nusantara mewarnai pustaka dan kajian di Timur-Tengah. Saya melihat langsung para guru besar dan ulama Zaitunah sangat antusias, karena studi keislaman di tanah air sesungguhnya mengalami perkembangan yang sangat luar biasa," ujar dia.
Sementara itu, Fajrul Haq Yusri dalam tesisnya menegaskan, Prof. Dr. Ali Musthafa Ya'qub merupakan ulama hadis yang mempunyai pengaruh luas di tanah air.
"Saya menyimpulkan bahwa Prof. Dr. Ali Musthafa Ya'qub seorang mujtahid, karena pandangan-pandangannya selalu berpijak pada teks dan konteks. Ia memberikan fatwa keagamaan yang direspons baik oleh umat Islam di Indonesia," ujar mahasiswa asal Riau itu.
Kajian tentang studi hadis di tanah air ini diuji oleh para guru besar Universitas Zaitunah, yakni Rasyid Thabbakh, Syukri Lizam, dan Samirah Syabi. Di akhir sidang, para penguji memberikan nilai cumlaude pada kajian tentang sumbangsih Prof. Dr. Ali Musthafa Ya'qub. (tan/jpnn)