Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Dukungan Hashtag

Oleh Dahlan Iskan

Senin, 10 Februari 2020 – 11:11 WIB
 Dukungan Hashtag - JPNN.COM
Dahlan Iskan di Xinjiang, Tiongkok. Foto: disway.id

Mungkin kata SARS itulah yang menakutkan. Masak ada SARS lagi. Dan dokter Li pun dianggap menyebarkan ketakutan umum.

"Dari mana Anda tahu kalau itu virus SARS," tegur kepala rumah sakit tersebut.

Dari pemakaian istilah SARS itulah bisa saja dokter Li dianggap ceroboh. Namun bisa juga dianggap penuh kewaspadaan.

Yang ditemukan di tujuh orang tersebut sama dengan tanda-tanda wabah SARS 18 tahun lalu. Ketika dokter Li baru berumur 16 tahun.

Padahal --mungkin beginilah jalan pikiran kepala rumah sakit-- wabah SARS sudah dinyatakan padam. Kewaspadaan dokter Li justru mendapat respons represif dari atasan. Lebih represif lagi oleh polisi.

Memang akhirnya dipastikan itu bukan SARS. Namun sungguh setara dengan SARS. Kalaupun hampir sama dengan flu tapi lebih berat dari flu.

Dokter Li baru berumur 34 tahun saat meninggal. Anaknya satu, laki-laki, berumur lima tahun.

Istri dokter Li lagi menginginkan anak kedua. Yang sekarang memang sudah diizinkan di Tiongkok.

Keterlambatan penanganan virus Wuhan adalah contoh sisi buruk dari sebuah sistem totaliter. Di sistem itu orang takut menyuarakan kebenaran. Apalagi membentuk pansus.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close