Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Dukungan Hashtag

Oleh Dahlan Iskan

Senin, 10 Februari 2020 – 11:11 WIB
 Dukungan Hashtag - JPNN.COM
Dahlan Iskan di Xinjiang, Tiongkok. Foto: disway.id

jpnn.com - Kemarin pecah rekor lagi: yang sembuh dari virus corona mencapai 599 orang. Dalam sehari.

Namun yang meninggal memang juga masih bertambah 89 orang. Penambahan yang meninggal itu semua di Provinsi Hubei, yang beribu kota di Wuhan.

Kian jelas bahwa problem utamanya ada di Wuhan. Kalau angka-angka dari Wuhan disisihkan maka jumlah yang meninggal dunia akibat virus corona hanya 0,2 persen.

Baca Juga:

Persentase itu hanya sedikit di atas kematian akibat flu: 0,1 persen dari penderita.

Kesimpulan lain: virus corona ini lebih mirip flu daripada mirip SARS. Atau Ebola. Atau H1N1.

Yang disebut mirip flu adalah: orang lebih mudah terjangkit tetapi tidak lebih mudah mati. Lebih mudah terjangkit itu dimaksudkan bahwa proses penularannya lebih mudah.

Baca Juga:

Misalnya ada orang terkena virus corona. Lalu bersin di depan kita. Percikan bersin itu terhirup hidung kita. Maka ada kemungkinan yang menghirup percikan tadi tertular.

Tentu percikan itu tidak mungkin terhirup kalau yang bersin tidak lebih dekat dari satu meter. Kalau yang bersin itu berjarak lebih satu meter mestinya virus tersebut keburu mati di udara.

Keterlambatan penanganan virus Wuhan adalah contoh sisi buruk dari sebuah sistem totaliter. Di sistem itu orang takut menyuarakan kebenaran. Apalagi membentuk pansus.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News