Dulmatin Siapkan Kader Perakit Bom
Sebelum Tewas Ditembak DensusJumat, 12 Maret 2010 – 05:59 WIB
Pada Oktober 2009, setelah Noordin tewas di Solo pada 17 September 2009, tanzhim (struktur) qaidatul jihad menunjuk Dulmatin sebagai pimpinan askari (militer). Dia mulai merekrut dan memanggil ulang para anggota kelompok, baik yang pernah dipenjara maupun yang belum tertangkap. Awal Januari 2010, pengiriman tadrib askari (latihan militer) dimulai. "Namanya memang tadrib (pelatihan), belum ada target karena mereka menyiapkan penerus," katanya. Lokasi dipilih Jantho, Aceh Besar.
Menurut sumber itu, Dulmatin juga sudah menyiapkan perakit-perakit bom baru. "Salinan yang kami temukan di tas Dulmatin adalah sobekan di buku tulis. Catatan ini sengaja diedarkan secara terbatas tanpa dikopi, tanpa dibuat file, tapi hanya kertas," katanya.
Gunanya, dalam kondisi terpaksa, catatan itu bisa segera dimusnahkan. "Cukup dikunyah lalu ditelan. Sudah tidak ada bukti," kata perwira yang pernah kursus antiteror di Manila, Filipina, itu. Selain mengajari merakit bom dan memerintahkan merampok, Dulmatin berbagi keahlian metode perang gerilya dan penggunaan senjata tajam maupun senjata api. "Mereka mengadopsi teknik gerilyawan Abu Sayyaf di Filipina Selatan," katanya. (rdl/iro