Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Dulu Dengar Wejangan, Kini Ziarah di Kuburan

Minggu, 12 September 2010 – 09:18 WIB
Dulu Dengar Wejangan, Kini Ziarah di Kuburan - JPNN.COM
Suasana di Stasiun Pasar Turi Surabaya, Jatim beberapa hari lalu. Pada setiap mudik Lebaran moda transportasi kereta api menjadi pilihan pemudik untuk pulang kampung. Foto: ANTARA/Hanif Nashrullah

Alasan Kustoro semasa hidup, hanya Jati yang benar-benar berbakat menjadi dalang di antara 16 saudaranya. Jati telah beberapa kali tampil dan mengikuti lomba dalang di berbagai kota di Jawa Tengah.

Bagi para istri dan anak-anaknya, Kustoro memang dikenal sebagai pribadi yang sangat menghargai dan melestarikan budaya Jawa. Karena itu, Kustoro sangat mendukung dan mendorong keluarga besarnya memiliki kecintaan yang sama dengan dirinya terhadap budaya Jawa.

Budaya adalah salah satu sarana bagi Kustoro untuk menunjukkan cintanya kepada para istri dan anak-anaknya. Dengan pementasan bersama, dia berusaha mengajarkan arti kebersamaan sebagai keluarga sekaligus cara meredam konflik.

Jati mengatakan, mereka sangat dekat satu dengan lainnya. Istri-istri Kustoro tinggal serumah berserta anak-anak mereka. "Saya sudah menganggap ibu-ibu lain seperti ibu sendiri. Begitu juga mereka, menganggap saya seperti anak sendiri. Bisa jadi teman curhat atau ngobrol soal apa pun," urainya.

Ina menambahkan, istri-istri Kustoro yang tinggal seatap juga tidak mempunyai rasa iri. Dia mencontohkan, setiap malam mereka mendapatkan giliran tidur bersama Kustoro. Ketika itu terjadi, istri-istri yang tidak "bertugas" tak pernah berkeberatan. Begitu pula ketika pria yang meninggal pada umur 66 tahun tersebut pergi ke Cirebon dan membawa empat atau lima istri sekaligus, istri yang ditinggal di rumah tak mempermasalahkannya. Pokoknya, kami sudah saling mengerti. Karena itu, jarang ada konflik yang berlarut-larut," tegas Ina. (bersambung/c11/ari)

Lebaran tahun ini terasa lain bagi keluarga besar Kustoro Raharjo. Sembilan istri dan 17 anak Kustoro tak bisa lagi mendengarkan wejangan suami

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close