Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Dulu, Sang Jenderal Sering Mandi dan Merenung di Sini

Selasa, 09 Februari 2016 – 00:06 WIB
Dulu, Sang Jenderal Sering Mandi dan Merenung di Sini - JPNN.COM
Air Kaca, ceruk mata air alami terdapat di Lingkungan Joubela Desa Totodoku, Kabupaten Pulau Morotai. Foto: Samsudin Chalil/Malut Post/JPG

jpnn.com - SEBUAH ceruk mata air alami terdapat di Lingkungan Joubela Desa Totodoku, Kabupaten Pulau Morotai. Pada masa Perang Dunia II, mata air ini memiliki peran penting bagi pimpinan Pasukan Sekutu, Jenderal Douglas MacArthur dan anak buahnya. Belasan tahun silam, beningnya mata air ini membuat pengunjung dapat bercermin di permukaannya. Sayang, situs sejarah yang diberi nama Air Kaca itu kini tak sebening namanya.

Samsudin Chalil, Daruba

Air Kaca, begitu masyarakat setempat menamainya. Konon, belasan tahun silam, permukaan airnya teramat bening. Jernihnya mata air ini membuat warga dapat bercermin di permukaannya. Meski kini kondisi airnya tak sebening dulu lagi, situs ini tetap menarik untuk dikunjungi.

Dari pusat Kota Daruba, situs dengan lokasi geografis UTM 52 N X: 4258; dan Y:225597 ini dapat ditempuh menggunakan kendaraan bermotor. Jarak tempuhnya tergolong singkat, yakni 7 kilometer. Tak jauh dari jalan raya Desa Totodoku, Kecamatan Morotai Selatan, tampaklah situs Air Kaca.

Mata air yang dikelilingi rimbunnya pohon beringin dan jati ini hanya berjarak 300 meter dari bibir pantai. Juga tak jauh dari Bandar Udara Pitu, basis pertahanan Sekutu yang kini lebih dikenal sebagai Bandar Udara Leo Wattimena.

Tepat di depan situs, terpampang baliho dan foto-foto yang menggambarkan aktivitas Pasukan Sekutu saat berada di Morotai. Sebuah poster berisi keterangan mengenai latar belakang singkat seorang Douglas MacArthur juga dipajang di situ.

Air Kaca berbentuk cerukan seluas 80 meter. Mata air ini berupa kolam yang dilindungi dinding batu alami. Dinding batu ini berbentuk melengkung sedemikian rupa hingga Air Kaca tampak terletak di dalam sebuah gua. Untuk mencapai kolam, perlu menuruni beberapa anak tangga beton yang dibangun Pemerintah Kabupaten setempat. Meski tampak dangkal, kedalaman Air Kaca sesungguhnya mencapai 6 meter.

Sebuah bak penampung dari semen peninggalan perang masih ada di situ. Yang telah hilang adalah kamar mandi berdinding kaca yang dilengkapi shower dan water heater, juga buatan Pasukan Sekutu. ”Pada masa pendudukan Sekutu di Morotai, Air Kaca memegang peran penting sebagai sumber pemenuhan air bersih para prajurit,” ungkap Syukur Kuseke, penjaga Air Kaca sekaligus pemilik lahan di lokasi situs.

SEBUAH ceruk mata air alami terdapat di Lingkungan Joubela Desa Totodoku, Kabupaten Pulau Morotai. Pada masa Perang Dunia II, mata air ini memiliki

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News