Dulu Sering Diusir Satpam, Kini Raup Ratusan Juta Per Bulan
Tak patah arang, Adi berjualan dari satu perumahan ke perumahan lain. Lagi-lagi, dia berjumpa dengan pengusiran dari petugas satpam perumahan karena dianggap tak memiliki izin berjualan di kawasan perumahan.
Pilihannya membuka gerai mandiri. Namun, pilihan itu buru-buru dicoret karena butuh modal besar. Adi pun putar otak.
Medsos menjadi jalan yang Adi tempuh. Selain aman dari pengusiran petugas satpam, promosi lewat media sosial lebih murah daripada berjualan keliling atau menyewa gerai di swalayan. Dia membuat situs promosi kebab dengan desain yang eye-catching.
Di medsos dia memposting foto-foto produk lengkap dengan desain kemasan menarik. Agar tidak terkesan hard selling, Adi menyelingi posting di medsos dengan edukasi nilai gizi makanan.
Karena menyasar perempuan, Adi kerap mengunggah tips kecantikan hingga horoskop. Gayung bersambut, metode soft selling itu ,rupanya, ampuh. Produknya viral dan laku keras.
Sarjana Desain Komunikasi Visual Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tersebut mengaku diuntungkan dengan sistem antar pesan produk yang empat tahun lalu sangat sulit.
Maraknya layanan jasa antar makanan dan ojek online membuat pelanggan tak keberatan dibebani ongkos kirim.
Nilai gizi menjadi salah satu kekuatan Kebab Kebudd. Selain ukuran yang cukup mengenyangkan, kalorinya tak membuat perut gendut. Kebab Adi juga dilengkapi sayuran segar, daging, dan susu. Adi mengklaim, kebabnya mendukung program diet karena dibuat tanpa minyak dan mentega.