Duo Yahya Gemakan Spirit Pasifik di The 1st Pacific Expo
“Semoga di akhir acara ini, kita dapat memberikan kontribusi positif untuk kerjasama timbal balik antara Negara-negara Pasifik, sejalan dengan moto Towards One Pacific Destination, Menuju Satu Tujuan Pasifik ini,” ujar Arief.
Peraih gelar S-2 bidang telematika dari Surrey University, Inggris itu lantas mencontohkan kawasan ASEAN yang memiliki forum pertemuan tingkat menteri untuk bidang turisme. Menurutnya, ASEAN Tourism Forum (ATF) pada 2017 telah melahirkan kesepakatan tentang destinasi tinggal untuk pariwisata.
Konsep itu mengolaborasikan berbagai tujuan wisata. Sudah banyak contoh sukses soal kawasan destinasi wisata tunggal, antara lain Tiongkok dengan Hong Kong - Shenzhen - Macao, Uni Eropa dengan visa Schengen, serta Skandinavia yang meliputi Finlandia, Swedia dan Islandia.
Karena itu, kata Arief, ASEAN juga mengadopsi konsep itu yang ternyata sukses. “Mengembangkan paket produk destinasi bersama, promosi bersama, baik B to B (business to business, red), maupun G to G (government to government, red) antarnegara Asia Tenggara, termasuk sampai membangun SDM standar ASEAN,” ungkap Arief Yahya.
Lebih lanjut Arief menjelaskan, ada dua hal penting dalam membentuk kawasan wisata tunggal. Yakni meningkatkan daya saing dan pengembangan pariwisata yang keberlanjutan dan inklusif.
“Pelajaran yang dapat ditarik dari pengalaman ASEAN adalah bahwa kita harus berkolaborasi untuk menjadi tujuan wisata yang besar dan kuat,” ujar Arief.
BACA JUGA: Kolaborasi Duo Yahya Gulirkan 'One Pacific Destination' untuk Pariwisata
Karena itu menteri asal Banyuwangi tersebut menegaskan, brand One Pacific Destination sangat penting untuk mencerminkan esensi keaslian wilayah Pasifik sebagai destinasi para pelancong. “Mempromosikan merek One Pacific Destination yang kuat dapat menjadi solusi untuk membentuk masa depan pariwisata berkelanjutan untuk Pasifik,” kata menteri yang sukses mengerek brand Wonderful Indonesia ke kancah dunia itu.