Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Durian Kemauan

Oleh Dahlan Iskan

Sabtu, 02 Mei 2020 – 04:24 WIB
Durian Kemauan - JPNN.COM
Dahlan Iskan di Xinjiang, Tiongkok. Foto: disway.id

jpnn.com - Sebenarnya lebih aman menulis durian daripada BBM. Durian tidak sensitif --meskipun saya harus membahas revolusi di dalamnya: revolusi durian.

Apalagi pembaca DI’s Way sudah punya ide untuk melakukan revolusi itu. Cobalah baca lagi komentar Kamis lalu.

”Pohon-pohon durian tradisional itu tidak harus ditebang,” tulis komentar itu, kurang lebih. ”Potong dahannya, sambung dengan dahan durian unggul,” tambahnya.

Kelihatannya ia (dia?) itu ahli durian. Tahu begitu mendalam soal cocok tanam durian.

”Komentar itu benar sekali,” ujar Djohan Aping, pemilik perkebunan durian di Bangka.

Ahli durian di Trawas, Jatim, juga punya pikiran yang sama. Pak Tirto, pengusaha kecap AAA Surabaya itu memang punya kebun durian. Tidak seluas Djohan. Hanya untuk hobi.

Pak Tirto mengirimi saya 9 bibit durian musang king. Juga menawari saya untuk mengubah beberapa pohon durian saya yang tidak kunjung berbuah.

”Itu durian jenis apa?” tanyanya saat melihat durian di kebun saya.

Sebenarnya lebih aman menulis tentang durian daripada BBM. Durian tidak sensitif.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News