Dwi Djoko: ISIS Itu Gampang Memusryikkan dan Kafirkan Orang
Pengakuan WNI Eks ISISSesampainya di Jakarta, Djoko dan keluarga dibawa ke Markas Komando Brimob Kelapa Dua, Depok. Di sana, dia bersama 13 orang rombongan yang dideportasi dari Suriah menjalani program deradikalisasi.
Kabag Penum Divisi Humas Polri, Komisaris Besar Martinus Sitompul, mengatakan ada beberapa perlakuan dari Polri untuk menangani WNI yang dideportasi dari luar negeri. Pertama, jika mereka dipastikan tiba karena dideportasi maka akan diperiksa.
"Kedua, kalau terkait aksi terorisme, kita proses. Ada DPO (Daftar Pencarian Orang) misalnya ada setahun lalu dikirim tersangka (dari luar negeri, lalu diperiksa)," ujarnya.
Ketiga, jika WNI itu dideportasi tidak terkait masalah apapun, maka akan dikembalikan kepada keluarga di Indonesia. "Keempat, kalau dia terduga terkait ISIS, kita lakukan satu program deradikalisasi," imbuh Martinus.
Sementara rumah Djoko di Perumahan Kartini I Nomor 9, Sekupang, Batam yang disambangi Batam Pos akhir Agustus lalu, terlihat sepi dan tak terurus. Sampah dan dedaunan kering memenuhi halaman rumah. Gerbang rumah tersebut juga terlihat berkarat dan sepertinya tak pernah dibuka dalam kurun waktu yang cukup lama.
Sedangkan dua unit mobil milik Djoko masih terparkir di garasi rumahnya. Terdiri dari satu minibus putih BP 187 ZI dan sedan hitan BP 1912 ZQ. Kondisi kedua mobil tersebut tak kalah memprihatinkan.
Warga sekitar yang dijumpai Batam Pos mengaku, memang sudah cukup lama rumah tersebut kosong dan tak perpenghuni. Bahkan mereka juga jarang melihat ada orang yang datang ke rumah bercat kuning itu.
"Waduh kalau rumah Pak Djoko memang sudah lama begitu. Sejak dia pergi (ke Suriah) jarang ada orang yang datang," kata Awi, tetangga Djoko, kemarin. (gas)