E-SAKIP Sumedang Bersinergi dengan SDGs Desa, Gus Menteri: Itu yang Saya Cari
jpnn.com, SUMEDANG - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar memberikan apresiasi setinggi langit kepada Pemkab Sumedang yang sudah mengembangkan e-SAKIP Desa (Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Desa) karena bersinergi dengan program SDGs Desa (Sustainability Development Goals Desa).
“SAKIP Desa dan SDGs Desa dihadirkan dan digerakkan dengan harapan penggunaan Dana Desa, sejak perencanaan sampai dengan pelaksanaan dan evaluasinya bisa optimal. Ke depan desa memiliki data yang bagus, sehingga pembangunan desa bukan berdasarkan keinginan elit tapi berdasarkan masalah dan kebutuhan,” ucap Gus Menteri -sapaan akrab Abdul Halim Iskandar- pada acara Peluncuran Integrasi e-SAKIP Desa dengan Sistem Informasi Desa dan Desa Cinta Statistik di Gedung Negara Kabupaten Sumedang, Jumat (4/6).
Dia berharap Dana Desa diarahkan untuk menanggulangi kemiskinan. Baru berikutnya menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan yang berdampak pada penurunan angka kemiskinan.
Misalnya pembangunan jalan dan embung desa, serta yang lainnya.
"Itu yang saya cari. Itu ada di Sumedang. Saya akan mengusulkan ke Mendagri agar inovasi daerah yang bagus seperti e-SAKIP Desa ini ditampilkan oleh kementerian dan direplikasikan ke daerah lainnya. Model pembangunan yang paling mudah untuk desa adalah replikasi yang disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing," ucapnya.
"Kita berinovasi bagaimana bisa menularkan kebaikan. Siapa yang membuat kebiasaan baik dan kemudian dicontoh itu pahalanya besar," ujar Gus Menteri.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir menyampaikan bahwa pada 2018 ketika awal memimpin Sumedang, kondisi kabupaten ini cukup memprihatinkan.
Angka kemiskinan di atas rata-rata Jawa Barat. Angka stunting juga sangat tinggi mencapai 32,20 persen. Demikian juga tingkat perkembangan desa yang diukur oleh Indeks Desa Membangun (IDM), masih ada satu desa tertinggal dan 201 desa berkembang.