Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Eka Eki

Oleh Dahlan Iskan

Selasa, 02 Juni 2020 – 09:09 WIB
Eka Eki - JPNN.COM
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Teman Chauvin meminta agar posisi Floyd dibalik. Agar bisa bernafas. "Kalau ia bisa berteriak berarti bisa bernapas," jawab Chauvin.

Teman Floyd mem-video adegan itu. Tersebar luas. Viral. Dihitunglah berapa lama lutut Chauvin menekan leher Floyd: 8 menit lebih.

Floyd tidak berteriak lagi. Diam.

Chauvin minta temannya mengecek detak nadi Floyd. "Tidak ada lagi," jawab temannya.

Barulah Floyd dilepaskan. Lunglai. Dibawa ke rumah sakit terdekat: sudah meninggal.

Chauvin dan temannya hanya dibebas-tugaskan. Masyarakat pun demo. Membawa berbagai poster. Banyak yang bunyinya: "tidak bisa bernapas!".

Pada hari ketiga --setelah demo menjadi rusuh-- barulah Chauvin ditahan. Dengan tuduhan tadi.

Kini ganti Trump menuduh Antifa: teroris.

Wali kota Minneapolis memang tidak bisa ngamuk-ngamuk. Apalagi sambil menangis-nangis.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News