Eks Asprov PSSI Jabar Beberkan Kontribusi Iwan Bule di Sepak Bola Indonesia
Duddy yang kental dengan logat Sundanya itu mengatakan bahwa sosok Iwan Bule memang dikenal sebagai orang yang selalu mendahulukan kepentingan dan kemaslahatan orang banyak ketimbang dirinya. "Itu juga yang membuat Kapolri percaya dengan menunjuk dirinya menjadi Kapolda di tiga tempat," Duddy menjelaskan.
"Mulai Kapolda NTB, Kapolda Jawa Barat, dan Kapolda Metro Jaya, dipercayakan kepada sosok Iwan Bule. Selain itu, jabatan vital Kadivkum dan Kadiv Propam pun pernah dipercayakan Kapolri di pundak Iwan Bule. Dan yang tak kalah penting, Menteri Dalam Negeri pun pernah memberi kepercayaan pada Iwan Bule untuk menjabat sebagai Pejabat Gubernur 2018, dan setelah itu lagi-lagi pemerintah memberi kepercayaan dengan menyematkan tiga bintang tiga Kepolisian di pundaknya sekaligus menjadi Sestama Lemhanas," terang Duddy.
Terkait PSSI di bawah komando Iwan Bule, Timnas Indonesia mengalami kenaikan peringkat FIFA dari ranking 179 ke 151. Selain itu, Timnas Indonesia juga berhasil lolos ke putaran final Piala Asia 2023
Lalu di tim nasional kelompok umur, Tim Indonesia U-20 berhasil lolos Piala Asia U-20 2023. Tim Indonesia U-16 bahkan mampu menggondol trofi Piala AFF U-16 2022 dan Timnas Putri bisa menembus Asia.
"Memang bukan sepenuhnya karena kerja Iwan Bule sendiri, tetapi kesuksesan di sektor mana pun sangat ditentukan oleh sang pemimpin. Sehebat apapun sebuah tim, sangat ditentukan oleh kepiawaian seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang piawai, mampu mendayagunakan kekuatan timnya secara maksimal," tegasnya.
Belakangan, nama Iwan Bule yang sudah meninggalkan PSSI kembali ditarik-tarik lagi ke Tragedi Kanjuruhan. Duddy kecewa dengan hal tersebut karena Iwan Bule sudah memenuhi apa yang diinginkan TGIPF Tragedi Kanjuruhan.
"Bahwa PSSI harus ikut bertanggung jawab, setuju. Tapi, bukan harus dengan cara gebyah-uyah (menyamaratakan), apalagi setiap seksi ada penanggung jawabnya. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menegaskan gas air mata yang digunakan oleh aparat kepolisian menyebabkan 135 orang meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober lalu," beber Duddy.
"Jika mengacu hal tersebut, pertanyaannya, apakah Iwan Bule punya garis komando untuk memerintahkan penembakan gas air mata? Atau Iwan Bule Memiliki senjata untuk menembakkan gas air mata? Kita semua tahu jawabnya kan," tegas Duddy.