Elina dan Pelosi
Oleh: Dhimam Abror DjuraidDalam kasus tahun lalu di Mabes Polri, seorang perempuan menerobos penjagaan dan menembakkan pistol ke arah polisi yang sedang berjaga.
Dia langsung dilumpuhkan dan ditembak mati. Perempuan muda itu bernama Zakiah Aini, dan disebut sebagai simpatisan kelompok teroris tertentu dan bertindak sendirian sebagai lole wolf atau female lone wolf. Zakiah Aini sudah meninggal, jadi tidak bisa ditanyai lagi.
Kali ini Elina juga dikaitkan dengan kelompok teroris tertentu, seperti JAD (Jamaah Anshorut Daulah) yang pernah melakukan serangan terorisme di sejumlah daerah.
Densus 88 pasti jago dalam hal mengungkap jaringan terorisme seperti ini. Dari pengembangan Densus ternyata Elina bukan lone wolf, karena ada keterlibatan suaminya dalam kasus ini.
Dari pengembangan Densus, Elina dinyatakan sebagai tersangka, dan suaminya juga jadi tersangka.
Diketahui bahwa suaminya ialah anggota atau simpatisan NII (Negara Islam Indonesia), yang sudah dinyatakan sebagai gerakan terlarang.
Tidak sampai disitu, guru mengaji Elina juga dijadikan tersangka, karena dianggap bersalah memberi ajaran atau doktrin yang salah.
Menko Polhukam Mahfud Mahmudin alias Mahfud MD juga ikut berkomentar. Katanya kasus Elina menunjukkan bahwa ekstremisme masih ada di Indonesia, dan karena itu harus tetap diwaspadai.
Moeldoko mengatakan bahwa menjelang tahun politik tindakan kekerasan dan ekstremisme cenderung meningkat.
Sudah cukup lama tidak ada kasus ekstremisme yang menjadi perhatian publik. Selama ini perhatian utama terfokus pada adu jago menjelang Pilpres 2024.
Munculnya kasus Ferdy Sambo, lalu tragedi Kanjuruhan, dan disusul kemunculan Anies Baswedan sebagai calon presiden Partai Nasdem membuat guncang peta politik Indonesia.