Emergency Magic, Trio Professional Magician Penghibur Pasien Anak
Berbagi Harapan, Rasakan Balik KeajaibanIde awalnya, membantu seseorang yang sedang sakit tidak hanya bisa dilakukan dengan memberikan biaya pengobatan. Tetapi juga menghibur, membuatnya tertawa, serta memberikan semangat dan harapan untuk sembuh.
”Di sisi lain, magic (sulap) bukan hanya tentang trik, tetapi juga hope. Tidak ada yang tidak mungkin. Dan, semangat untuk sembuh itu yang dibutuhkan oleh mereka yang sedang sakit,” kata Deddy.
Sejak dibentuk sekitar lima bulan lalu, hingga kini Emergency Magic sudah mengunjungi lebih dari 15 rumah sakit di Jakarta dan Tangerang serta rumah singgah dan yayasan. Patch Adams (1998), film yang diangkat dari kisah nyata dan dimainkan mendiang Robin Williams, adalah salah satu inspirasi Emergency Magic. Film itu bercerita tentang karakter dokter kocak yang menghibur pasien dengan bakat sulapnya.
Mereka datang ke rumah sakit, masuk ke dalam ruang perawatan seperti dokter yang melakukan visitasi. Indra mengenakan jas dokter, Dino dan Luna berbaju perawat. Bila biasanya anak-anak merasa takut saat melihat dokter, Emergency Magic membuat rasa takut mereka hilang, berganti rasa takjub kala menyaksikan aksi sulap yang dimainkan.
Ketika masuk, dr Indra menyapa seperti ketika dokter melakukan visitasi kepada pasien. ”Halo, apa kabar?” kata dia. Kemudian, tanpa disangka-sangka si anak, ketiganya memainkan trik sulap yang membuat terkejut.
Bukan hanya aksi sulap, tiga personel Emergency Magic melakukan apa saja asal si anak terhibur. Melucu, menyanyi, sampai joget-joget pun mereka lakukan. Tanpa dibayar. Dengan memainkan aksi sulap untuk pasien, Indra, Dino, dan Luna merasakan keajaiban dari anak-anak yang dihibur. ”We do magic, we get magic back,” tutur Indra.
Indra mengungkapkan, banyak sekali pengalaman menyentuh yang dirasakannya. Salah satunya ketika mendatangi yayasan untuk anak-anak dengan cerebral palsy (gangguan gerakan, otot, atau postur yang disebabkan cedera atau perkembangan abnormal di otak). Salah seorang anak cerebral palsy di tempat itu bernama Ratna.
Dia juga mengalami gangguan penglihatan sehingga tidak bisa dihibur dengan aksi sulap. Saat ditanya mau apa, Ratna mengatakan ingin menyanyi bersama-sama.