Enam Keputusan untuk Bali
Selasa, 20 April 2010 – 11:40 WIB
Ternyata diskusi-diskusi kabel udara menuju Bali ini penuh dengan pro-kontra. Sebab untuk menyeberangkan transmisi itu di atas Selat Bali perlu infrastruktur khusus. Perlu dibangun tower gigantik di sisi Banyuwangi dan di sisi Gilimanuk. Tinggi tower itu harus antara 350 sampai 400 meter.
Saya langsung membayangkan tingkat kesulitan dan resikonya. Maka langsung saja rencana itu saya batalkan. Lebih cepat dan realistis kalau lewat bawah laut. Saya minta lima orang dari bagian perencanaan untuk segera belajar ke Tiongkok. Di Tiongkok baru saja selesai pemasangan kabel bawah laut dari propinsi Guangdong ke Pulau Hainan sejauh 44 Km. Sedang Selat Bali ini hanya 4 Km. Maka kabel bawah laut di Selat Bali bisa ditenderkan. Pemenangnya dari Eropa.
Keputusan keempat adalah bagaimana agar proyek PLTU yang sudah macet tiga tahun itu bisa berjalan kembali. Karena itu Senin sore kemarin saya paksakan melihat lokasi ini. Jaraknya tiga jam berkendaraan dari Tampak Siring menuju ke pantai utara Bali. Beruntung, investor proyek ini sangat kooperatip. Mau menceritakan apa saja kesulitan yang dihadapi. Terutama dalam menggandeng partner. Padahal begitu banyak investor yang datang ke PLN yang ingin membangun PLTU di Indonesia. Tinggal pilih salah satunya.