Fadli Zon Kritik Pemerintah Minim Kajian Soal Penerbangan
"Jadi, darimana presiden mendapatkan informasi bahwa kenaikan harga tiket akibat harga avtur?" tanya Fadli.
Kedua, lanjut Fadli, rendahnya harga tiket pesawat sebelum ini sebenarnya terjadi bukan karena efisiensi, melainkan praktik perang tarif yang dilakukan industri penerbangan.
Maskapai tidak bisa melanjutkan perang tarif sejak kurs rupiah terus merosot terhadap dolar Amerika Serikat, yang membuat biaya operasional jadi melonjak. "Terbukti, kinerja keuangan semua maskapai domestik sejak 2017 lalu memang cenderung memburuk," paparnya.
Garuda Indonesia, Fadli mencontohkan, hingga akhir kuartal III 2017 mencatatkan kerugian US$ 110,2 juta. Selain Garuda, Air Asia Indonesia juga mengalami kinerja keuangan serupa.
Pada kuartal III 2018, Air Asia menderita kerugian Rp 639,16 miliar, atau membengkak 45 persen year on year (yoy). Saat ini angkanya, menurut Kementerian Perhubungan, bahkan telah mencapai Rp 1 triliun. "Tahun ini juga tak ada satupun maskapai yang mencatatkan keuntungan," jelas Fadli.
Jadi, dia menegaskan, tertekannya maskapai penerbangan Indonesia sebenarnya juga disumbang oleh kegagalan pemerintah memperbaiki indikator-indikator ekonomi makro.
Ketiga, meskipun pemerintah terus jorjoran membangun bandara, jumlah pesawat dan rute dan frekuensi penerbangan juga bertambah, jika menggunakan data statistik, jumlah penumpang dan barang yang diangkut sebenarnya relatif stagnan, bahkan terus turun.
Jika dibandingkan dengan ketersediaan produksi, misalnya, maka sejak 2014 telah terjadi penurunan jumlah penumpang yang diangkut dari sebelumnya sebesar 82,33 persen (2014) menjadi tinggal 77,56 persen (2017).