Fahri Hamzah Dorong MKEK IDI Buka-bukaan Soal Dokter Terawan
"Tapi kalau hal itu tidak dilakukan, maka jadinya dia jualan bahkan jadi bermasalah. Kadang kala, sebuah riset yang sukses itu diekpose-diumumkan, tapi yang gagal malah tidak diekpose atau tidak diumumkan. Akhirnya, justru yang menanggung beban itu adalah dokter-dokter umum juga," kata Fahri.
Karena itu lanjut Fahri lagi, kalau mau disinkronkan, maka jangan terlalu menggunakan otoritas kekuasaan, mengingat ada dua pertentangan antara dua aliran pemikiran kesehatan. Pertama, aliran yang alternatif seperti dr Terawan, dan aliran baku seperti organisasi profesi seperti IDI.
"Biarkan teman-teman dokter ini secara profesi untuk membangun dialog dengan standar etika yang mereka punya, tapi jangan terlalu dipaksa oleh negara yang kemudian dapat menghilangkan akademik mereka," ujarnya.
Fahri pun berharap agar profesi kedokteran bersifat aspiratif dan fair dalam melakukan dialog supaya terbuka, dan masyarakat tahu di Indonesia memiliki standar kedisiplinan yang tinggi untuk menjaga praktek kedokteran.
Sebelumnya dr Terawan dikenal sebagai dokter yang memperkenalkan metode cuci otak yang disebut DSA yang diklaim berhasil menyembuhkan penyakit stroke. Namun metode ini masih menuai kontroversi di sejumlah kalangan terutama bagi profesi dokter syaraf.
Oleh karena itu MKEK (Majelis Kehormatan Etik Kedokteran) mengeluarkan surat pemecatan Terawan dari keanggotaan IDI tertanggal 23 Maret 2018.(adv/jpnn)