Fahri Hamzah: Kuping Pemerintah Kurang Tebal
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah sepakat dengan Presiden RI Keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) agar pemerintah tidak bersikap arogan dalam menyikapi kritik yang disampaikan masyarakat.
“Memang teorinya begitu, tugas dari pemerintah adalah menjelaskan sedangkan tugas dari yang di luar pemerintahan itu mengkritik,” kata Fahri di gedung DPR, Jakarta, Kamis (22/3).
Dia menegaskan pemerintah bukan arogan. Tapi, ujar Fahri, kuping pemerintah kurang tebal. Tidak tahan mendengar kritik.
Fahri menilai kritikan Amien harus diterima. Dia mengatakan, tentu Amien punya alasan menyampaikan kritik. Sebab, kata dia, yang dilakukan Jokowi membagi-bagi sertifikat itu di satu sisi merupakan pekerjaan lurah, kepala desa, ketua rukun tetangga, maksimal pemerintah daerah.
Menurut dia, tugas semacam itu merupakan pekerjaan sehari-hari soal administrasi. “Tidak perlu diserahkan oleh presiden. Itu tugas di bahwa presiden,” katanya.
Menurut dia, tugas Jokowi adalah menegaskkan politik pertanahan Indonesia hingga reformasi agraria. Caranya, kata Fahri, dengan memperbaiki koefisien indek gini pemilikan lahan.
Menurut Fahri, masih banyak ketimpangan pemilikan lahan. “Ini ada satu orang memiliki lahan sampai delapan juta hektare, dua juta hektare, 500 ribu atau setengah juga hektare seorang. Kok enak betul,” katanya.
Nah, lanjut Fahri, tugas Jokowi adalah mengoreksi persoalan semacam ini. Bukan malah tugasnya mengambil alih tugas wali kota, lurah, hingga kades. “Itu biar saja di bawah itu sudah ada direktorat dan badan yang menguus. Pak Jokowi itu kasih saja order selesaikan,” katanya.