Fakta Mengejutkan di Balik Pabrik Tahu Berformalin
Dari pabrik Bety, wartawan Sumeks menguji sampel tahu yang baru dimasak, tahu yang sudah direndam, dan tahu “tangan pertama” dari pabrik hingga pedagang. Hasilnya, semua positif formalin.
Selain pabrik tahu Bety, Sumatera Ekspres juga membeli tahu ke pabrik Ai, di bilangan Kamboja, Palembang, Selasa (30/5). Operasional di sana, juga hampir sama.
Produksi pagi hari. Siang hari tahu-tahu sudah masak dan dicetak. Baru dimasukkan ke dalam plastik putih berisi air rendaman. Setelah itu, diletakkan dalam kaleng cat yang sama.
Sebanyak 20 butir tahu baru masak “masih panas” yang sudah masuk rendaman, menjadi modal untuk dicek ke laboratorium. Hasilnya juga mencengangkan. Positif mengandung formalin. Tekstur tahu kenyal. Pabrik ini memasok pedagang di Jakabaring dan Km 5.
“Formalinnya itu sudah dicampur dalam air rendaman tahu yang sudah dicetak,” ujar Ar, karyawan pabrik Ai yang baru seminggu berhenti kerja.
“Formalin dicampur beberapa menit sebelum dikirim ke para pedagang. Satu ember tahu dikasih satu sendok makan besar zat kimia itu,” bebernya.
Kok pakai formalin? “Pedagang sering komplain saat tahu yang diterima hancur. Kalau dikasih formalin dia kenyal dan tahu utuh,” ujarnya. Selain Palembang, pabrik Ai, juga memasok pedagang di kabupaten lain.
“Tahu formalin ini kita sebut tahu maut. Tiap hari diproduksi. Saya dan pekerja lain pernah ditegur oleh bos karena lupa masukkan formalin. Hati kecil menolak melakukan itu, tapi karena bekerja mau tidak mau dilakukan juga.”