FAO Apresiasi Kinerja Kementerian Pertanian
Kenaikan produksi yang dramatis tersebut juga tercatat pada 43 komoditas pertanian lainnya, termasuk bawang merah dan cabai yang nilai kumulatifnya berjumlah sekitar USD 27,08 Miliar. Angka ini adalah yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir.
Meskipun El Nino yang menghancurkan wilayah pertanian skala luas terjadi di negara kita, kami masih dapat menjaga pasokan domestik dari beberapa komoditas pangan strategis, dan bahkan berhasil mengekspor beras khusus sejumlah 4 ribu ton, bawang merah 7,7 ribu ton, dan jagung 57 ribu ton. Secara kumulatif, nilai ekspor pertanian 2017 naik 24 persen dibandingkan tahun 2016.
Kedepan, Kementerian Pertanian telah menetapkan target sebagai pemasok bahan pangan utama di dunia.
Amran optimis untuk mewujudkan target ini pada tahun 2045 dengan mempertimbangkan besarnya sumberdaya yang ada di Indonesia termasuk besarnya keanekaragaman hayati dan ekosistem pertanian, luasnya potensi lahan subur untuk pertanian, melimpahnya tenaga kerja, tersedianya inovasi dan teknologi, dan besarnya potensi pasar dalam negeri dan internasional.
Merespon hal tersebut, ADG FAO Bangkok menyampaikan apresiasi atas capaian Pemerintah RI di sektor pertanian.
Secara khusus, ADG FAO mengapresiasi pelaksanaan program asuransi pertanian dan sistem informasi pemantauan pertanian.
Asuransi pertanian (khususnya crop insurance) Indonesia dapat diterapkan dengan baik, di negara lain tidak mudah menerapkan program asuransi.
Mengapresiasi sistem informasi kalender tanam berbasis teknologi yang dapat diakses secara cepat oleh petani dan penyuluh melalui smartphone serta mendorong diaplikasikannya e-agricultural secara lebih luas.