Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Farel Prayoga

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Kamis, 18 Agustus 2022 – 22:23 WIB
Farel Prayoga - JPNN.COM
Suasana ketika Farel Prayoga menyanyikan lagi Ojo Dibandingke di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (17/8/2022). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden

Karena itu, dia memperlakukan kekuasaannya sebagai sesuatu yang sakral. 

Semua atribut kekuasaan kepresidenan juga menjadi objek sakralisasi. 

Kekuasaan adalah sakral dan istana adalah sakral.

Tidak sembarang orang bisa memasuki Istana, dan ketika seseorang diizinkan masuk ke Istana dia tidak boleh bertindak sembarangan. 

Bernyanyi dan berjoget di Istana tidak akan diizinkan oleh Soeharto karena bertentangan dengan sifat Istana yang sakral.

Kondisi itu berubah total setelah Abdurrahman Wahid alias Gus Dur menjadi presiden. 

Gus Dur melakukan dekonstruksi terhadap kekuasaan dan terhadap Istana. 

Sebagai aktivis demokrasi yang berlatar belakang kiai, Gus Dur langsung melakukan desakralisasi dengan membongkar tatanan birokratis yang ditinggalkan oleh Pak Harto.

Penampilan Farel Prayoga di depan Jokowi viral nasional dan membuat nama Farel makin moncer.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close