Farel Prayoga
Oleh: Dhimam Abror DjuraidGus Dur dengan santai menerima tamu dengan bersandal dan mengenakan sarung.
Tetamu istana juga bebas keluar masuk dengan pakaian informal seadanya.
Para kiai yang sering menjadi tamu Gus Dur bisa datang ke istana dengan bersarung dan bersandal seperti sang tuan rumah.
Hal ini dilakukan oleh Gus Dur sebagai bentuk perlawanan kultural dengan melakukan dekonstruksi terhadap kekuasaan Soeharto yang elitis-transenden.
Gus Dur menadikan kekuasaan merakyat dan profane.
Puncak dari dekonstruksi kekuasaan yang dilakukan Gus Dur ditunjukkan ketika keluar dari Istana setelah pemakzulan oleh MPR.
Ketika itu, Gus Dur tampil memberi pernyataan pers dengan mengenakan piyama dan celana pendek.
Gus Dur kemudian meninggalkan Istana dengan pakaian itu.