Farida dan Zaynab, 2 Perempuan Muslim yang Selamatkan Umat Kristen dari Maute
Cris dan keluarganya adalah sebagian kecil pemeluk Kristen di Marawi. Andai tidak ada gejola pemberontakan, kehidupan atau hubungan muslim dan non-muslim sejatinya berjalan damai. Farida adalah salah seorang pengusaha muslim yang tak masalah mempekerjakan non-muslim bersamanya.
"Saat itu kami khawatir. Kami tahu, andai kami tidak dilukai, para teroris mungkin tertarik pada keterampilan teknis kami lainnya. Ketika para teroris pergi, Mam Farida memerintahkan kami untuk menjemput keluarga kami dan membawa mereka ke rumah saudara di Bangon, enam kilometer jauhnya," ujar Cris.
Di sana mereka dibawa lagi oleh paman Farida dan diungsikan ke rumah keluarga di Padian, dekat danau, di mana mereka bergabung dengan empat pegawai lainnya dari toko senjata Banggolo. Keesokan harinya, mereka menyeberangi danau ke kota Binidayan dan dari sana pergi ke Iligan City, berhasil menjauh dari Marawi.
Satu kisah pendek lagi datang dari wanita muslim bernama Zaynab. Sekitar pukul lima sore pada hari Selasa, saat para teroris menguasai distrik utama Marawi, Zaynab, seorang pekerja bantuan pembangunan dan kemanusiaan, sedang menghitung orang-orang pemeluk agama Kristen yang sedang berlindung.
Keesokan harinya, dia mengumpulkan 20 dari mereka, beberapa staf dan anggota keluarga, dan memasukkan mereka ke dalam kendaraan yang membawa mereka ke Iligan, menempuh perjalanan jauh ke selatan melalui Malabang untuk menghindari kemacetan di jalan Iligan-Marawi. Pikirannya cuma satu; bagaimana bisa menjauhkan mereka dari Marawi.
Mereka menempuh perjalanan selama 15 jam atau tiga kali dari waktu normal perjalanan. Mengonsumi makanan sudah tidak terpikirkan lagi oleh Zaynab. Padahal dia adalah seorang penderita diabetes.
"Saya tidak memikirkan bahaya. Saya siap mati sebelum mereka (teroris) bisa membahayakan orang Kristen," katanya. (adk/jpnn)