Festival Sungai Carang akan Memperkuat Sail Karimata 2016
Guntur beruntung. Selain punya modal kuat berupa 96 persen wilayah laut, keindahan alam bahari yang memesona dan lokasinya yang sangat strategis dengan 2.408 pulau di dalamnya. Pemerintah getol menggelar beragam sail. Di 2009, ada Sail Bunaken, dilanjutkan dengan Sail Banda, Sail Wakatobi dan Sail Morotai. Tahun 2013 digelar Sail Komodo bersamaan dengan Festival Derawan, Sail Raja Ampat dan Festival Danau Sentani, Sail Tomini dan Festival Boalemo. Dan 2016 ini, digelar Sail Karimata dan Festival Bahari Kepri.
Bila dikolaborasikan dengan 4.000 lebih yacht yang parkir di Singapura, Guntur yakin hasilnya akan dahsyat. Maklum, jarak Batam dan Bintan sangat dekat Singapura. Tak sampai satu jam, sudah bisa sandar di Batam atau Bintan. Yang perlu dicatat, yachter-yachter dunia selalu memburu titik zero equator. Dan titik itu sudah banyak menyebar di Kepri. Selain Batam, Tanjungpinang, Bintan dan Karimun, di Lingga ada zero equator yang menjadi incaran para yachter, dan alam nan eksotik di Natuna dan Anambas.
Satu-satunya yang masih jadi kendala saat ini adalah sampah di laut. Sekedar catatan, Indonesia merupakan peringkat dua di dunia setelah Tiongkok dalam penghasil sampah plastik ke laut. Di 2015, Tiongkok memproduksi 262,9 juta ton sampah ke laut. Sementara Indonesia 187,2 juta ton. Selain mengganggu kebersihan laut dan pantai, sampah juga akan menjadi kendala besar bagi kapal layar dan yacht bila tersangkut di motornya.
“Sekarang kami sudah menyediakan sarana pengangkutan sampah, terutama bagi warga yang tinggal di tepi pantai dan pelantar. Pemkot Tanjungpinang juga siap mengoperasikan alat angkut sampah khusus di laut dengan nama taksi sampah,” tambah Guntur.
Terpisah, Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah, tak ingin banyak berkomentar soal sampah tadi. Dia memilih langsung action. Bagi dia, sampah di pelantar I, II dan III sudah kronis. Makin hari kian memprihatinkan. Lalu, bagaimana solusinya?
“Stop membuang sampah ke laut mulai dari sekarang. Dan pada rangkaian Festival Bahari Kepri, 20 Oktober 2016 nanti kami menggelar Eco Heroes. Konsep kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian terhadap planet bumi sebagai rumah bersama makhluk hidup. Kami mendorong dan menginspirasi generasi hijau yang peduli untuk mencintai lingkungan. Jadi semua elemen masyarakat kita ajak untuk menjadi pahlawan. Kita ajak perang melawan sampah di laut. Nanti akan kita pusatkan di perairan di Pulau Penyengat. Kita akan gotong royong di sana untuk membersihkan destinasi dan situs wisata Pulau Penyengat," terang Lis. (adv/jpnn)