Fientje de Feniks, Nestapa Pelacur Papan Atas di Zaman Kompeni
Kisah pelacur papan tersebut juga diulas Peter van Zonneveld dalam 75 halaman buku De moord op Fientje de Feniks: een Indische Tragedie.
Rosihan Anwar dalam Petite Histoire Indonesia jilid 1 juga mengulas sedikit banyak kisah Fientje.
Fintje de Feniks, sebagaimana disarikan dari buku-buku tersebut, adalah penghuni rumah pelacuran milik seorang germo bernama Umar.
Ia idola yang kerap disambangi para pembesar. Perkara tarif, ia masuk klasemen papan atas.
Punya paras campuran Eropa-Melayu, mata bulat, hidung mancung, bibir sensual dan rambutnya panjang, hitam bergelombang.
Investigasi Komisaris Reumpol
Saat ditemukan tewas, usia Fientje belum genap 20 tahun.
Setelah melakukan identifikasi, Kepala Polisi Batavia, Komisaris Reumpol dan anak buahnya memastikan bahwa wanita tersebut tewas karena lehernya dicekik.