Film Nyai Karya Garin Tidak Beredar di Bioskop Tanah Air
jpnn.com - Sutradara kondang Garin Nugroho pada 2016 merilis film berjudul Nyai. Namun, film berlatar era 1926-1927 itu tak akan tayang di bioskop-bioskop tanah air.
Garin mengatakan, film garapannya tidak akan beredar di bioskop-bioskop reguler. Namun, sineas asal Yogyakarta itu menyebut Nyai layak untuk ditonton sebabai pengantar sejarah film Indonesia.
“Maka kami akan memperbanyak pemutaran dengan komunitas-komunitas dan melengkapinya dengan rangkaian master class," kata Garin Nugroho lewat keterangan yang diterima JPNN, Selasa (9/10).
Film itu mengangkat awal sejarah perfilman Indonesia. Kisahnya tentang kehidupan Nyai yang diadaptasi dari sejumlah novel, yakni Nyai Isah (1904) karya F. Wiggers, Seitang Koening (1906) karya R.M. Tirto Adhisoerjo, Boenga Roos dari Tjikembang (1927) karya Kwee Tek Hoay, Nyai Dasima (1960) karya S.M Ardan, serta Bumi Manusia (1980) karya Pramoedya Ananta Toer.
Nyai mengangkat cerita tentang sosok perempuan pribumi yang menikah dengan laki-laki Belanda yang marak pada masa kolonial. Ada aspek sejarah industrialisasi awal abad 20 dan transformasi sastra dan teater ke film serta keterkaitannya dengan politik kolonial.
Karya berdurasi 89 menit ini merupakan film dengan satu take, satu shot dan real time. Dengan formula itu, Nyai terasa teater yang melibatkan para pemain-pemain kenamaan.
"Ini eksperimen baru saya yang saya buat di tahun yang sama dengan film Setan Jawa (2016). Tapi karena produksi film ini sangat independen dan dengan tim yang kecil, maka metode distribusinya juga bergerak secara independen. Film ini unik dan juga memberikan perspektif baru di perfilman Indonesia," ujar Garin yang sudah 37 tahun terjun di dunia perfilman.
Para pemeran dalam film Nyai antara lain Annisa Hertami Kusumastuti, Rudi Corenz, Chawatie, dan Gunawan Maryanto. Periode pertama pemutaran spesial film itu diadakan di dua kota, yakni Jakarta pada dan Surabaya yang akan diikuti master class bersama Garin Nugroho, Ong Hari Wahyu (riset visual dan penata artistik), serta Andhy Pulung (editor dan produser) yang juga tim di balik film Nyai tersebut.