Filsafat Sains
Saya pun penasaran. Saya ingin tahu siapa Taufiqurrahman itu. Kok tulisannya hebat sekali.
Bacaan buku filsafatnya kelas berat semua. Pendapatnya juga bagus. Dan yang lebih menarik: keberanian Taufiqurrahman 'membantai' nama-nama besar di polemik itu. Dia habisi orang seperti Goenawan Mohamad dan Ulil Abshar Abdalla.
Akhirnya saya bisa menemukan nomor kontaknya. Nama itu benar-benar ada. Bukan nama samaran. Orangnya ada. Bukan pengecut.
Awalnya saya mendapat indikasi bahwa Taufiqurrahman adalah alumnus satu sekolah terkenal di Perenduan. Di desa yang jauh ini –20 km sebelum kota Sumenep, Madura– memang ada pesantren besar. Itulah pondok 'Gontor'-nya Madura.
"Saya bukan alumnus Perenduan," ujar Taufiqurrahman pada saya kemarin sore. "Saya dari Annuqayah," tambahnya.
Saya tahu juga tahu Annuqayah. Letaknya di Desa Guluk-Guluk. Saya beberapa kali ke sana. Lebih jauh lagi dari Perenduan. Lebih masuk lagi ke desa.
Pertama ke sana ketika saya masih wartawan muda untuk majalah TEMPO. Terakhir ke sana ketika saya menjadi sesuatu dulu. Yakni untuk urusan tasawuf Nahsabandiyah Qadiriyah.
Taufiqurrahman adalah lulusan madrasah aliah di situ. Rumahnya sendiri masih 30 km dari Annuqayah.