Fixed Mobile Convergence Disebut Jadi Bisnis Masa Depan Operator
Reza bilang kondisi industri telekomunikasi selama 10 tahun terakhir pertumbuhannya hanya 2 persen dengan belanja modal terus meningkat dan Earning Before Interest Tax and Depreciation (EBITDA) yang tertekan.
“Bagi Telkom, harus ada bisnis baru yang menguntungkan masyakarat dan juga negara. Kalau dengan FMC ini kita bisa dapat next 5 juta pelanggan dalam 1 tahun pertama,” ucap Reza.
Pencapaian target 5 juta pelanggan dilakukan dengan cross selling baik untuk pengguna Indihome dan pengguna Telkomsel.
Pemasarannya juga tidak akan masif karena akan menggunakan skema one on one selling dan sasaran utamanya adalah pengguna keluarga.
Nantinya akan ada nama produk baru "gabungan" Indihome dan Telkomsel ini. Harga produk baru tersebut juga tidak akan di atas ARPU Indihome di Rp 265 ribu dan tidak akan di bawah ARPU Orbit Rp 70 ribu.
Sementara itu, Group Head Indirect Channel Management XL Axiata Junius Koestadi mengeklaim XL Axiata merupakan pionir FMC di Indonesia saat ini dengan menggabungkan layanan Link Net dalam produk XL Satu.
Saat ini XL Satu sudah memiliki 350.000 pelanggan, atau melebihi target 30 persen pelanggan dari sebelumnya. XL Axiata pun kemudian menargetkan mendapatkan 40 persen pelanggan baru di tahun ini.
"FMC ini demandnya ada, dari survei kami pelanggan menyukai layanan XL Satu karena easy to manage, ada single app, single bill, single kuota dan lainnya yang belum ada di layanan operator negara lain," kata Junius.